Meskipun status gunung Merapi nantinya akan diturunkan dari awas menjadi siaga, namun status Kali Code justru tetap waspada. Pasalnya, ancaman lahar dingin yang mengalir melalui sungai di Kota Yogyakarta itu masih tetap berlangsung selama musim penghujan. “Jadi hati-hati terus. Paling tidak status waspada di sungai Code berlangsung hingga musim penghujan selesai,” kata Walikota Yogyakarta Herry Zudianto usai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta di Kepatihan, Jumat (12/11). Upaya yang ditempuh adalah melakukan pengerukan sendimen material vulkanik di Kali Code. Lantaran sempat terjadi pendangkalan hingga 1,5 meter dari kedalaman sungai Code yang mencapi tiga meter. Selain pengerukan, pemerintah kota juga membuat tanggul-tanggul dari material pasir yang dimasukkan dalam karung plastik. Tanggul-tanggul buatan tersebut diletakkan di atas tanggul-tanggul beton bantaran sungai. Sehingga fungsinya adalah untuk meninggikan tanggul-tanggul sungai untuk mencegah terjadinya banjir di kawasan perkampungan Code. “Belum ada ancaman serius bagi warga bantaran Code, jadi belum perlu mengungsi,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif. Luncuran lahar dingin masih bisa ditahan oleh sabo-sabo dam yang dibangun di kawasan sungai Code. Sabo-sabo dam tersebut berfungsi sebagai bantalan luncuran lahar dingin Merapi. Meski demikian, Herry telah menyiapkan 58 titik pengungsian bagi warga bantaran Kali Code jika terpaksa mengungsi. Lokasi-lokasi pengungsian tersebar di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta yang lokasinya jauh dari sungai, khususnya di pos-pos utara. Jumlah warga di bantaran sungai Code mencapai 13.000 jiwa. “Saya juga melihat belum perlu mengungsi. Kalau pun ada luncuran lahar dingin, warga masih punya waktu 30-40 menit untuk mengungsi saat itu juga,” kata Herry. |
Kamis, 11 November 2010
expresi gunung merapi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar